MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Pandangan Filsafat Pendidikan Islam Terhadap Ilmu
Pengetahuan
Dosen
Pengampu :
Rayi
Pasha. S.Sos, I.M.Hum
Disusun
Oleh :
Didah
Faridah
Latif
Ismatulah
Arif
Budiman
Prodi/Semester
: PAI/3C
INSTITUT
AGAMA ISLAM DARUSSALAM
Jl.
KIAI AHMAD FADLIL KONTAK POS 02
CIAMIS
46271
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang........................................................................................................ 1
- Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
- Tujuan Penuisan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pandangan Filsafat
Pendidikan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan....................... 2
a.
Hakikat Ilmu Pengetahuan...................................................................................... 2
b.
Perintah Al-Quran untuk Mencari,
Menemukan, dan Mempelajari Ilmu................ 2
c.
Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan ..................................................................... 3
d.
Sumber dan Fungsi Ilmu Pengetahuan.................................................................... 4
e.
Implikasinya Terhadap Ilmu
Pengetahuan.............................................................. 5
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan.............................................................................................................. 6
- Saran........................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 7
i
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Ilmu merupakan
petunjuk bagi manusia untuk mengelolah untuk menguasai jagad raya ini.
Persoalan apa sebenarnya ilmu pengetahuan (ontologi) telah menjadi perdebatan
antara kaum materialis dan kaum idealis. Kaum materialis hanya mengenal ilmu
pengetahuan yang bersifat empiris. Sedangkan menurut kaum idealis, termasuk
islam, ilmu pengetahuan bukan hanya diperoleh dengan perantara akal dan indera
yang bersifat empiris saja, tetapi ada pengetahuan yang bersifat immateri,
yaitu ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah sebagai Khaliq (pencipta)
pengetahuan tersebut.
Al-Qur’an di
samping mengandung petunjuk-petunjuk dan tuntunan-tuntunan yang bersifat
ubudiyah dan akhlaqiyah (moral), juga mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat
dipedomani manusia untuk mengolah dan menyelidiki alam semesta.
Intuisi disebut juga makrifah yaitu
pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan dan penyinaran. Istilah ini sering disebut
iluminasi. Dalam islam makrifah diperoleh lewat perenungan dan penyinaran dari
tuhan.
Dalam teks-teks
Islam Qur'an dan Sunnah- dijelaskan tentang sumber dan alat pengetahuan: yaitu
Indra, akal dan Hati. Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan
sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dari latar belakang di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan yakni
sebagai berikut.
A. Apa itu Hakikat Ilmu Pengetahuan?
B. Bagaimana Perinatah Al-Quran untuk
mencari, menemukan dan mempelajari ilmu?
C. Bagaimana cara memperoleh Ilmu Pengetahuan?
D. Apa saja sumber dan Fungsi Ilmu
Pengetahuan?
E. Bagaimana Implikasi Terhadap Pendidikan?
3.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yakni
sebagai berikut:
A. Untuk mengetahui Hakikat Ilmu
Pengetahuan
B. Untuk mengetahui Perinatah Al-Quran
untuk mencari, menemukan dan mempelajari ilmu
C. Untuk mengetahui cara memperoleh Ilmu
Pengetahuan
D. Untuk mengetahui sumber dan Fungsi Ilmu
Pengetahuan
E. Untuk mengetahui Implikasi Terhadap
Pendidikan
BAB
II
PEMBAHASAN
Pandangan Filsafat Pendidikan Islam terhadap Ilmu
Pengetahuan
A.
Hakikat
Ilmu Pengetahuan
Ilmu merupakan
petunjuk bagi manysia untuk mengelolah untuk menguasai jagad raya ini. Menurut
Ramayulis Ilmu dari segi bahasa bearti jelas. Jadi ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang jelas tentang sesuatu. Selain itu menurut Gaston Bachelerd
Ilmu pengetahuan adalah suatu produk pemikiran manusia yang sekaligus
menyesuaikan antara hukum-hukum pemikiran dengan dunia luar.
Menurut Quraish
Shihab, kata ilmu dalam berbagai bentuk terdapat 854 kali dalam al-Qur'an. Kata
ini digunakan dalam proses pencapaian tujuan. Ilmu dari segi bahasa berarti
kejelasan. Jadi ilmu pengetahuan adalah pengetahaun yang jelas tentang sesuatu.
Pengetahuan yang tidak jelas dari segi ontology, epistimologi, maupun aksiologi
di dalam Islam tidak dianggap sebagai ilmu walaupun orang menyebutnya ilmu
juga. Persoalan hakikat ilmu pengetahuan atau apa sebenarnya pengetahuan
(ontology) telah menjadi perdebatan antara kaum materialis dan kaum idealis.
Kaum materialis hanya mengenal pengetahuan yang bersifat empiris, dengan
pengertian bahwa pengetahuan hanya diperoleh dengan menggunakan akal atau
indera yang bersifat empiris dan terdapat di alam materi yang ada di dunia ini.
Sedangkan menurut kaum idealis, termasuk Islam, ilmu pengetahuan bukan hanya
diperoleh dengan perantaraan akal dan indera yang bersifat empiris saja, tetapi
juga ada pengetahuan yang bersifat immateri, yaitu ilmu pengetahuan yang
berasal dari Allah sebagai khaliq (Pencipta) pengetahuan tersebut.
B.
Perintah al-Qur'an Untuk Mencari, Menemukan Dan Mempelajari Ilmu
Perintah
al-Qur'an untuk mencari ilmu dapat dipahami dari dua aspek:
1. Al-Qur'an menyusuh manusia
menggunakan akal Ratio (akal) adalah merupakan salah satu dari perangkat
anugerah (hidayah) yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Manurut Syekh
Muhammad Abduh, anugerah yang diberikan oleh Allah kepada manusia meliputi:
Artinya:
"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan
itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,
tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. Al-Hajj: 46)
Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal
Artinya:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal," (QS.
Ali Imran: 190)
2. Al-Qur'an menyuruh manusia meneliti alam
semesta Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi manusia, yang sampai kini
baru sebagian kecil yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagian
terbesar masih merupakan suatu misteri, yang tidak dikenal oleh manusia
betapapun kemajuan yang telah mereka capai dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Al-Qur'an menyuruh manusia meneliti alam semesta ini adalah agar
manusia mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah dan rahasia Allah dan
rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya demi kepentingan manusia sendiri,
sebab tanpa meneliti dan mengkaji alam itu manusia tidak akan memperoleh
kemajuan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia di dunia ini semakin lama semakin
bertambah banyak. Apalagi manusia semakin berkembang biak memadati bumi
sehingga mereka harus berjuang untuk mengatasi berbagai problema yang
diakibatkan oleh pertumbuhannya itu. Salah satu dari akibat itu adalah
berkurangnya sumber-sumber kehidupan di alam yang sudah diketahui oleh manusia.
Oleh karenanya, manusia harus berupaya dengan sekeras-kerasnya untuk menemukan
sumber-sumber baru buat kelanjutan hidup mereka. Diantara ayat-ayat yang
menyuruh untuk meneliti alam semesta ini, yaitu firman Allah SWT;
Artinya:
"Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi.
tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi
peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS. Al-Yunus: 101
Artinya:
"Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan
malam ke dalam siang dan memasukkan siang
ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan
sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan." (QS. Al-Luqman: 29)
Artinya:
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memahami (Nya)", (QS. An-Nahl: 12)
C.
Cara Memperoleh Pengetahuan
Dalam filsafat
ilmu cara mendapatkan ilmu dinamakan epistimologi. Dalam epistimologi Islam,
pengetahuan diperoleh melalui dua cara, Pertama melalui usaha manusia, Kedua
yang diberikan oleh Allah SWT.
1. Pengetahuan yang diperoleh melalui usaha
manusia ada 4 jenisnya, yaitu:
a. Pengetahuan empiris yang diperoleh
melalui indera
b. Pengetahuan sains yang diperoleh melalui
indera dan akal
c. Pengetahuan filsafat yang diperoleh
melalui akal
d. Pengetahuan intuisi yang diperoleh
melalui qalb
2. Sedangkan pengetahuan yang diberikan
oleh Allah SWT berupa:
a. Wahyu yang disampaikan kepada para Rasul
b. Ilham yang diterima oleh akal manusia
c. Hidayah yang diterima oleh qalb manusia
Melalui dua cara tersebut diatas,
berkembanglah ilmu keislaman dari masa ke masa. Al-Qur'an sebagai kumpulan
wahyu Allah merupakan sumber pengetahuan Islam yang dapat digali sepanjang
masa, ditambah lagi dengan hadits-hadits Rasulullah SAW, didalamnya terdapat
prinsip-prinsip dasar berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Allah
berfirman: "Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang
mati". (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai
suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui" (QS. An-Nahl: 38)
D.
Sumber dan Fungsi Pengetahuan Sumber utama dari ilmu pengetahuan
Dalam
Islam adalah al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kebenaran yang langsung disampaikan
Tuhan kepada salah seorang hamba-Nya, yang dipilih-Nya, yang disebut Rasul atau
Nabi. Al-Qur'an disamping mengandung petunjuk-petunjuk dan tuntunan-tuntunan
yang bersifat ubudiyah dan akhlaqiyah (moral), juga mengandung
petunjuk-petunjuk yang dapat dipedomani manusia utnuk mengolah dan menyelidiki
alam semesta, atau untuk mengerti gejala-gejala dan hakekat hidup yang
dihadapinya dari masa ke masa. Sebagaimana firman Allah SWT; )
Artinya: "Dan Tiadalah binatang-binatang
yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam
Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan". (QS. Al-An'am: 38)
Adapun fungsi ilmu pengetahuan secara umum
adalah:
1. Untuk berubudiyah kepada Allah
2. Untuk dapat membedakan yang hak
dan yang bathil, yang salah dan yang benar
3. Sebagai modal untuk mencapai
kebenaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Rasulullah SAW
bersabda: "Siapa yang bermaksud untuk urusan di dunia maka harus dengan
ilmu, siapa yang bermaksud untuk urusan di akhirat maka harus dengan ilmu dan
siapa yang bermaksud untuk keduanya harus dengan ilmu" (HR. Muslim)
E. Implikasi Terhadap Pendidikan
Dengan
memperhatikan motivasi al-Qur'an untuk menuntut ilmu, cara-cara mendapatkan
ilmu dalam Islam, dan al-Qur'an sebagai sumber ilmu pengetahuan, maka lembaga
pendidikan Islam harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam
al-Qur'an.
Al-Qur'an tidak
ubahnya seperti suatu samudera ilmu pengetahuan, makin sanggup manusia
mengarunginya semakin banyak hasil yang diperolehnya. Di dalam pengetahuan ilmu
lembaga pendidikan Islam harus menggali ilmu pengetahuan dari sumbernya berupa
ayat Quraniyah dan ayat Kauniyah. Lembaga pendidikan Islam harus selalu
menanamkan terhadap peserta didiknya, bahwa usaha untuk mempelajari, menggali
dan mengaplikasi ilmu yang diperolehnya itu dalam rangka pengabdian kepada
Allah SWT sebagai Khaliq (Pencipta) ilmu pengetahuan. Karena semua ilmu
tersebut bersumber dari Allah SWT, maka di mana ilmu yang berguna untuk
kehidupan di dunia dan di akhirat wajib dipelajari, dan merupakan kurikulum
pada lembaga pendidikan Islam. Oleh karena di lembaga pendidikan Islam tidak
terdapat dikotomi ilmu agama dan ilmu umum, karena semua ilmu tiu adalah ilmu
keislaman.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa, Jadi ilmu pengetahuan adalah pengetahaun yang jelas
tentang sesuatu. Pengetahuan yang tidak jelas dari segi ontology, epistimologi,
maupun aksiologi di dalam Islam tidak dianggap sebagai ilmu walaupun orang
menyebutnya ilmu juga. Perintah al-Qur'an untuk mencari ilmu dapat dipahami dari
dua aspek:
1.
Al-Qur'an menyusuh manusia
menggunakan akal
2.
Al-Qur'an menyuruh manusia
meneliti alam semesta Dalam filsafat ilmu cara mendapatkan ilmu dinamakan
epistimologi.
Dalam epistimologi Islam, pengetahuan diperoleh
melalui dua cara, Pertama melalui usaha manusia, Kedua yang diberikan oleh
Allah SWT. Sumber utama dari ilmu pengetahuan dalam Islam adalah al-Qur'an.
Al-Qur'an adalah kebenaran yang langsung disampaikan Tuhan kepada salah seorang
hamba-Nya, yang dipilih-Nya, yang disebut Rasul atau Nabi. Adapun fungsi ilmu
pengetahuan secara umum adalah:
1. Untuk berubudiyah kepada Allah
2. Untuk dapat membedakan yang hak dan yang bathil,
yang salah dan yang benar
3. Sebagai modal untuk mencapai kebenaran dan
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2.
Saran
Dengan adanya makalah ini penulis
berharap akan memberikan manfaat kepada semua, dan atas kekurangannya penulis
mohon maaf yang sebesarnya, kami berharap siapapun yang membaca makalah ini
akan lebih banyak lagi menggali dan membaca buku supaya lebih sempurna lagi
pengetahuannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali
Khalil Abu al-Ainaini, Filsafat al-Tarbiyah al-Islamiyah fi al-Qur'an
al-Karim, Kairo; Dar al-Fikr, 1980
Quraish
Shihab, Wawasan Al-Qur'an, Bandung; Mizan, 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar